Beberapa waktu yang lalu beberapa artikel yang membahas tentang relevansi religiusitas antara waktu terjadinya bencana gempa bumi dengan isi dan kandungan dalam ayat Al-Qur’an, telah menghiasai banyak postingan dari beberapa blog maupun web. Kasus ini menjadi menarik ketika dari beberpa artikel tersebut juga diulas secara detail dalam banyak postingan blog maupun web religi.
Sebelum kita ulas lebih lanjut tentang fenomena religiusitas ini. Mari kita membahas sedikit tentang pengertian gempa dan sisi kausalitas terjadinya bencana jenis ini. Seperti yang telah kita ulas dalam postingan sebelumnya. klik disini
Kalau dilihat dari sisi waktu terjadinya gempa akhir-akhr ini, kemudian kita hubungan waktu kejadian gempa tersebut dengan ayat dalam Al-Qur’an, maka akan muncul semacam konkruensi substansitas yang mungkin diluar logika kita. Sekarang coba kita tengok kembali waktu kejadian gempa di Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Gempa di Tasikmalaya terjadi pada pukul 15.04 WIB, kemudian kita tengok Al Qur’an, surat 15 ayat 04 (QS. Al-Hijr – 04), di mana dalam surat tersebut dikatakan:
“Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun,melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan”.
Kemudian gempa di Padang, yang terjadi pada pukul 17:16 WIB. Dan selanjutnya kita lihat lagi Al Qur’an surat 17 ayat 16 (sesuai waktu kejadian gempa.), yang dalam hal ini surat Al Israa’ ayat 16 yang berbunyi:
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Alloh) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.
Begitu juga dengan gempa susulan yang terjadi pada pukul: 17:58 WIB. Yaitu surat Al-Israa’ ayat 58, yang berbunyi:
“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (lauh Mahfuzh)”.
Selanjutnya gempa yang terjadi keesokan harinya di Jambi pada pukul 08:52 WIB. Sekarang kita lihat lagi dalam Al-Qur’an surat 08 ayat 52 (sesuai dengan waktu kejadian gempa tersebut), yaitu surat Al Anfaal ayat 52 yang berbunyi:
“(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pegikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Alloh, maka Alloh menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Alloh Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya”.
Ternyata hal itu tidak sampe di sini saja. Tarakhir kabar dari BMG Nasional mencatat bahwa hari sabtu kemarin telah tejadi gempa lagi di kepulauan Maluku. Gempa tersebut terjadi pada pukul 21.40 WIB. Sekarang coba kita lihat kembali dalam Al-Qur’an aurat 21 ayat 40 (sesuai dengan waktu kejadian gempa) yang dalam hal ini bertepatan dengan surat Al-Anbiyaa’ ayat 40 yang bunyinya:
“Sesungguhnya (azab) itu datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong lalu membuat mereka menjadi panik, maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) mereka diberi tangguh”.
Hal ini sungguh sangat relevan dengan kejadian tersebut, di mana masyarakat Maluku dan sekitarnya saat itu menjadi sangat panik meskipun tidak sampe terjadi korban jiwa.
Dari beberapa bukti di atas tampak jelas sekali Alloh mencoba menunjukkan kepada kita akan tanda-tanda kebesaran-Nya. Lepas dari apakah itu semua hanya sebuah kebetulan, namun yang pasti dengan kejadian di atas setidaknya dapat memberikan kepada kita pembelajaran tentang ke-imanan yang akhir-akhir ini dirasakan semakin menipis, sedangkan anarkisme dan abnormal semakin kita banggakan.
Percaya atau tidak…??? Wallohu’alam bi Showwab.
Sebelum kita ulas lebih lanjut tentang fenomena religiusitas ini. Mari kita membahas sedikit tentang pengertian gempa dan sisi kausalitas terjadinya bencana jenis ini. Seperti yang telah kita ulas dalam postingan sebelumnya. klik disini
Kalau dilihat dari sisi waktu terjadinya gempa akhir-akhr ini, kemudian kita hubungan waktu kejadian gempa tersebut dengan ayat dalam Al-Qur’an, maka akan muncul semacam konkruensi substansitas yang mungkin diluar logika kita. Sekarang coba kita tengok kembali waktu kejadian gempa di Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Gempa di Tasikmalaya terjadi pada pukul 15.04 WIB, kemudian kita tengok Al Qur’an, surat 15 ayat 04 (QS. Al-Hijr – 04), di mana dalam surat tersebut dikatakan:
“Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun,melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan”.
Kemudian gempa di Padang, yang terjadi pada pukul 17:16 WIB. Dan selanjutnya kita lihat lagi Al Qur’an surat 17 ayat 16 (sesuai waktu kejadian gempa.), yang dalam hal ini surat Al Israa’ ayat 16 yang berbunyi:
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Alloh) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.
Begitu juga dengan gempa susulan yang terjadi pada pukul: 17:58 WIB. Yaitu surat Al-Israa’ ayat 58, yang berbunyi:
“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (lauh Mahfuzh)”.
Selanjutnya gempa yang terjadi keesokan harinya di Jambi pada pukul 08:52 WIB. Sekarang kita lihat lagi dalam Al-Qur’an surat 08 ayat 52 (sesuai dengan waktu kejadian gempa tersebut), yaitu surat Al Anfaal ayat 52 yang berbunyi:
“(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pegikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Alloh, maka Alloh menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Alloh Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya”.
Ternyata hal itu tidak sampe di sini saja. Tarakhir kabar dari BMG Nasional mencatat bahwa hari sabtu kemarin telah tejadi gempa lagi di kepulauan Maluku. Gempa tersebut terjadi pada pukul 21.40 WIB. Sekarang coba kita lihat kembali dalam Al-Qur’an aurat 21 ayat 40 (sesuai dengan waktu kejadian gempa) yang dalam hal ini bertepatan dengan surat Al-Anbiyaa’ ayat 40 yang bunyinya:
“Sesungguhnya (azab) itu datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong lalu membuat mereka menjadi panik, maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) mereka diberi tangguh”.
Hal ini sungguh sangat relevan dengan kejadian tersebut, di mana masyarakat Maluku dan sekitarnya saat itu menjadi sangat panik meskipun tidak sampe terjadi korban jiwa.
Dari beberapa bukti di atas tampak jelas sekali Alloh mencoba menunjukkan kepada kita akan tanda-tanda kebesaran-Nya. Lepas dari apakah itu semua hanya sebuah kebetulan, namun yang pasti dengan kejadian di atas setidaknya dapat memberikan kepada kita pembelajaran tentang ke-imanan yang akhir-akhir ini dirasakan semakin menipis, sedangkan anarkisme dan abnormal semakin kita banggakan.
Percaya atau tidak…??? Wallohu’alam bi Showwab.
0 komentar:
Posting Komentar